Powered By Blogger

Wednesday, 24 July 2013

Transistor Bagian Pertama (Perkenalan)

Contoh - Contoh Transistor
Transistor adalah komponen elektronika aktif dan juga alat semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat tegangan, sebagai saklar, stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan sebagai fungsi lainnya.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya[2].
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda[2].

Transistor BJT memiliki 3 kaki, yaitu terminal basis(B), kolektor(C), dan emitter(E). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor[2].
Transistor FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.





Tuesday, 23 July 2013

[TEORI] Kapasitor : Bagian Pertama (Perkenalan)

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal elektroda yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain[1]

Gambar 1. Jenis - Jenis Kapasitor
Gambar 2. Jenis - jenis Kapasitor di Pasaran

Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya[1].

Gambar 3. Prinsip Dasar Kapasitor
Umumnya kapasitor yang dijual di pasaran memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F) dan pF (10-12 F)
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v[1].
Gambar 4. Cara Membaca Muatan Kapasitor

Kapasitor  yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah  47 pF[1]
Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka  kapasitansinya  adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF[1].
Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Para elektro- mania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC[1].

Referensi

Wednesday, 17 July 2013

[TEORI] Menentukan nilai resistor untuk menyalakan LED

LED (Light Emmiting diode) adalah salah satu jenis dioda yang biasanya digunakan sebagai indikator suatu alat elektronik. Indikator/pengindikasi disini maksudnya menunjukkan bahwa arus listrik sudah masuk ke alat elektronik. Misalnya saja, pada Adaptor AC-DC converter
AC-DC Adaptor

Contoh lain pada peralatan medis seperti rontgen, pada saat memilih selector kV(mengatur daya tembus)

Atau bahkan :LED bisa sebagai hiasan yang disusun sejajar
 
Hiasan dari LED

Nah, dari contoh-contoh di atas tentu sudah cukup mengerti pengaplikasian LED pada suatu rangkaian elektronika. Untuk lebih memahami LED lebih mendalam silakan baca artikel berikut. Sekarang bagaimana menentukan tahanan pada resistor agar LED menyala?
Pertama kita harus tahu terlebih dahulu rangkaian dasar LED.
Rangkaian Dasar LED
Setelah memahami rangkaian dasar di atas, selanjutnya kita harus tahu karakteristik LED yang akan kita pakai. LED yang beredar di pasaran yang admin ketahui ada dua jenis, LED standar dan LED super bright. LED standar akan bekerja pada arus 0.01 A – 0,02 A(10 mA- 20 mA) sedangkan pada LED super bright membutuhkan arus di atas 0.2/200 mA. Tegangan yang diperlukan setiap LED berbeda-beda menurut warna.
  1. Standar Red : 1,7 Volt
  2. Super Bright Red : 2,2 Volt
  3. Standar Green : 2,2 Volt
  4. High Intensity Blue : 3,0 - 3,5 Volt
  5. High Intensity White :  3,0 - 3,5 Volt
Rumus yang digunakan adalah Vs-Vled=IxR
Contoh soal.
Jika Vs = 9 Volt, Dioda yang di pakai standar red 1,7 Volt. Berapakah nilai resistor yang diperlukan untuk membuat led hidup?
Jawaban.
Jika Arus yang kita inginkan adalah 10 mA = 10 x 10-3A = 0,01 A sampai 20 mA = 0,02 A
Maka 9 Volt – 1,7 Volt = 0,01 A x R
R = 7,3 Volt/0,01A
R = 730 Ohm
Dan
R = 7,3 V/0,02 A
R = 365 Ohm
Jadi Resistor yang bisa dipakai 365 Ohm – 730 Ohm untuk Resistor Standar Merah dengan Tegangan Sumber 9 Volt.
NB : Menurut pengalaman saya, led standar yang dijual di daerah medan biasanya membutuhkan tegangan 1,5 Volt.

1.       
 Referensi :

Thursday, 4 July 2013

Resistor Bagian Pertama - Perkenalan

Resistor adalah komponen pasif elektronika yang berfungsi menahan arus listrik. Menahan arus listrik di sini bertujuan agar mendapatkan output arus listrik yang diinginkan untuk dialirkan/dimanfaatkan/mengaktifkan komponen elektronika lainnya. Contoh sederhana pemakaian resistor terdapat pada rangkaian dasar LED (Light Emiting Diode), berikut gambar rangkaiannya :









Gambar 1. Rangkaian Dasar LED
Dimana :
Vs DC = Voltage Source Direct Current/ Tegangan Sumber Arus Searah
R         = Resistor
LED    = Light Emiting Diode

Nah bagaimana menentukan nilai resistor tersebut agar LED menyala? Silakan baca artikel berikut.
Kembali ke topik mengenai resistor. Dilihat dari fungsinya resistor memiliki beberapa jenis (silakan baca artikel ini) termasuk resistor fixed. Resistor fixed yang biasa di jual di toko – toko penjual komponen elektronika yang admin ketahui menjual resistor dengan bahan komposisi karbon atau umum di sebut resistor keramik.












[1]Gambar 2. Resistor Komposisi Karbon
[1]Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna sesuai dengan nilai resistansinya.











[2]Gambar 3. Bagian-bagian resistor komposisi karbon
[1]Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor jadi rusak. Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih. Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 Mohm
Ada juga Resistor Film Karbon/ Resistor Batu



[3]Gambar 4. Resistor Film Karbon/Resistor Batu
[1]Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar. Resistor film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200 hingga 600 v.

Sumber :

Tuesday, 2 July 2013

VISI DAN MISI

VISI :Membina mahasiswa untuk menjadi Tenaga Profesional di Bidang Teknologi Kesehatan yang berkualitas tahun 2015
MISI :
1. Melaksanakan Pendidikan Formal Ahli Madya, dalam bidang kesehatan sesuai dengan materi kurikulum yang disahkan oleh Depkes dan Dikti.
2. Memajukan serta mengembangkan Iptek dalam Bidang Ilmu Kesehatan untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat, Bangsa dan Negara.