Kapasitor
adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur
sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal elektroda yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain[1].
Gambar 1. Jenis - Jenis Kapasitor |
Gambar 2. Jenis - jenis Kapasitor di Pasaran |
Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya[1].
Gambar 3. Prinsip Dasar Kapasitor |
Umumnya
kapasitor yang dijual di pasaran memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9
F) dan pF (10-12 F)
Pada kapasitor yang berukuran
besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap
dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco
dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v[1].
Gambar 4. Cara Membaca Muatan Kapasitor |
Kapasitor yang ukuran
fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga)
angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai
contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor
tersebut adalah 47 pF[1].
Jika ada 3 digit, angka
pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor
pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10,
2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik
tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF
atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor
tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF[1].
Tegangan kerja adalah tegangan
maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Para elektro-
mania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak karena kelebihan
tegangan. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak
boleh melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada
tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC[1].
Referensi
Referensi
No comments:
Post a Comment